Jumat, 31 Agustus 2012

Sejarah kepanduan di indonesia

Selamat sore sobat blooger, kemarin saya sudah memposting mengenai Sejarah Kepanduan Dunia. Mungkin sobat sudah tahu kan bapak pandu sedunia, Nah, Kali ini saya akan memposting mengenai Sejarah Kepanduan Di Indonesia. Baiklah ini dia penjelasannya :


Gerakan Pramuka

SMA N 1 Indralaya Utara ( ULTRA )



I. Masa-Masa Perkembangan Awal

a. Fase Hindia Belanda

“Mengobarkan Unggun perjuangan”

Sejarah perkembangan kepanduan di tanah air dibagi dalam tiga fase perkembangan yaitu fase Hindia Belanda, Penjajahan jepang dan fase kemerdekaan.

Kepanduan di Indonesia pertama kali berkembang pada masa colonial Belanda. Tepatnya tahun 1912 berdirilah di Indonesia sebuah cabang kepanduan bernama “Nederlandse Padvinders Organisatie” (NPO) yang diprakarsai oleh DJ Smyt orang berkebangsaan Belanda. Empat tahun kemudian yaitu tahun 1916 namanya berubah menjadi Nederlandse Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV).

Karena NIPV adalah kepanduan yang dikelola oleh Belanda maka pada tahun itu juga S.P. Mangkunegara VII memprakarsai pendirian pandu yang bernama Javaanse Padvinders Organisatie” (JPO) ternyata prakarsanya ini diikuti oleh beberapa organisasi untuk mendirikan organisasi kepanduan. Alasan yang mendasar dari pendirian organisasi kepanduan baik bercirikan Agama maupun Nasionalisme di Indonesia adalah bahwa pada masa itu merupakan masa pergerakan nasional. Tokoh-tokoh pergerakan beranggapan bahwa kepanduan bisa dijadikan organisasi yang bisa mendukung pergerakan nasional dalam rangka meraih kemerdekaan. Anak-anak muda mulai diaktifkan dalam kegiatan ini dalam rangka menumbuhkan semangat juang melalui keaktifan disebuah organisasi.

Contoh-contoh organisasi kepanduan yang berdiri dalam rentang waktu tersebut adalah :

1. “Padvinders Muhammadiyah” yang tahun 1920 menjadi Hizbul Wathon
2. “Nationale Padvinderij” didirikan oleh Budi Utomo
3. “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” didirikan oleh Syarikat Islam dan kemudian berubah menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” atau yang disebut sebagai SIAP
4. “Nationale Islamietishe Padvinderij” (NATIPIJ) didirikan jong Islamieten Bond (JIB)
5. “ Indonesia Nationale Padvinders Organisatie” (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia

Tahun-tahun tersebut adalah masa dimana Indonesia sedang dirasuki ruh persatuan dan pergerkan. Dalam organisasi kepanduan hasrat tersebut juga merasuki pemuda-pemuda pandu tersebut untuk bersatu memperjuangkan bangsa. Maka pada tanggal 23 Mei tahun 1928 ditahaun yang sama dimana terjadi kongres pemuda II beberapa organisasi kepanduan seperti Pandu Kebangsaan, INPO,SIAP,NATIPIJ dan PPS membentuk PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia)

PAPI dan Sumpah pemuda ternyata menyulut api perkembangan pandu di Indonesia. Setelah terjadi sumpah pemuda tahun 1928 dan terbentuknya PAPI maka kepanduan semakin menjamur ditanah air. Dalam rentang waktu 1928 hingga 1938 banyak organisasi yang mendirikan kepanduan yang bernapaskan Agama dan Kebangsaan diantaranya :

1. Pandu Indonesia (PI)
2. Padvinders Organisatie Pasundan (POP)
3. Pandu Kesultanan (PK)
4. Sinar Pandu Kita (SPK)
5. Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI)
6. Pandu Anshor, Alwathoni, Hizbul Wathon
7. Kepanduan Islam Indonesia (KII)
8. Islamitische Padvinders Organisatie (IPO)
9. Tri Darma (Kristen)
10. Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI)
11. Kepanduan Masehi Indonesia (KMI)

Seiring api pergerakan yang makin berkobar keseluruh penjuru Indonesia dan menjamurnya organisasi kepanduan maka pada bulan April tahun 1938 PAPI yang sudah ada dikembangkan manjadi sebuah Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). Salah satu upaya yang dilakukan BPPKI dalam rangka menggalang persatuan antar oragnisasi kepanduan adalah dengan merencanakan “All Indonesian Jamboree”.

Dalam perjalanannya “All Indonesian Jamboree” mengalami beberapa perubahan dalam hal waktu pelaksanaan, tempat dan nama kegiatan tersebut. akhirnya dengan didorong niat yang tulus dan iklas All Indonesian Jamboree terlaksana juga namun namanya diganti menjadi “Perkemahan Kepanduan Indonesia Umum” yang disingkat PERKINO dan dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 19 s.d 23 Juli 1941. 

b. Masa Pendudukan Jepang

Jepang “Dai Nippon” atau yang biasa disebut Negara Matahari terbit pada saat itu adalah Negara yang sedang dilanda Fasisme seperti Italia dibawah pimpinan Musolini dan Jerman yang dikuasi Hitler yang semuanya menyebabkan terjadinya perang dunia ke II.

Setelah Restorasi Meiji jepang mulai membuka diri. Perekonomiannya semakin berkembang bahkan dalam bidang industri. Karena perkembangan ekonominya ini Jepang mulai bermimpi untuk mendirikan kekaisaran Asia Timur Raya. Mulailah Negara Sakura itu menginpasi Negara-negara tetangganya.

Setelah memenangi peperangan dengan Rusia Jepang makin percaya diri pada kemampuan tempurnya. China, Korea bahkan Indonesia bisa dikuasi Jepang. Semua Negara yang berada dibawah pendudukannya dipaksa untuk ikut serta membangun kekaisaran Asia Timur Raya.

Awalnya Jepang datang keindonesia disambut meriah oleh bangsa Indonesia apalagi Jepang membawa selogan “saudara lama Indonesia”. Indonesai yang saat itu sedang demam kemerdekaan merasa mendapat kekuatan kembali karena Jepang berhasil mengakhiri pendudukan Belanda yang kurang lebih 3,5 Abad di bumi Nusantara. Jadilah Jepang sebagai pahlawan Asia termasuk di Indonesia.

“Bangkai tetaplah bangkai” ditutup serapat apapun akan tercium juga. seperti itulah Jepang. Negara yang kini menguasai Otomotif dunia itu menampakan wajah aslinya saat itu. Ibarat keluar dari lubang Buaya dan masuk mulut harimau, seperti itulah kondisi ditahun 40an. Indonesai dijajah Jepang. Semua sumber dayanya termasuk Rakyatnya dikuras habis oleh Jepang dalam rangka membiaya perang.

Kondisi masa pendudukan Jepang lebih Parah dengan masa Belanda. Rakyat Indonesia semakin sengsara dan menderita. Mendapat makan semakin sulit bahkan pakaianpun dari karung goni. Situasi ini juga dialami oleh system organisasi yang baru dibangun di Indonesia. Semenjak Jepang datang semua organisasi bercirikan nasional dan barat tidak boleh bergerak. Jepang melebur semua organisasi kepemudaan kedalam wadah yang mereka buat sendiri demi kepentingan ciata-cita Asia Timur Raya. Wadah-wadah tersebut adalah Haiho, Kaibodan, Seinendan dan Peta.

Organisasi kepanduan termasuk didalamnya yang matisuri. Tidak ada perkembangan semua sibuk memikirkan kelaparan, kemiskinan dan perjuangan yang semakin terdesak. Namun rupanya nasib masih berihak. Jepang diporak-porandakan oleh Amerika dikotanya sendiri. Hirosima dan Nagasaki hancur lebur oleh Bom Atom rancangan Einstein. Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat.

Indonesia melohat kesempatan yang besar ini untuk merdeka. Dari pertentangan kaum muda dan tua akhirnya Proklamasi dicetuskan di Pengsaan timur. Indonesai merdeka. Semua organisasi bangkit, semua pemuda bangkit mempertahankan Indonesia termasuk organisasi kepanduan. 

c. Fase Kemerdekaan Republik Indonesia

Beberapa bulan setelah proklmasi kemerdekaan beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut dibentuk panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai unit kerja untuk mempersiapkan pembentukan wadah kepanduan seluruh Indonesia melalui kongres. 

Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia akhirnya dilaksanakan pada tanggal 27 s.d 29 Desember 1945 di Surakarta. Hasil kongres adalah terbentuknya PANDU RAKYAT INDONESIA. PRI ini didukung oleh semua tokoh, dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti” dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sebagai satu-satunya Organisasi kepanduan melalui surat keputusan No.93/Bag.A yang dikeluarkan tanggal 1 Februari 1947. 

Belanda melalui NICA masih mencengkram Indonesia. Saat itu perjuangan telah berubah dari pergerakan memperoleh kemerdekaan menjadi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Disatiap daerah yang berhasil dikuasi Belanda PRI dilarang beredar. Kondisi ini membuat stagnasi perkembangan kepanduan. Akhirnya, keadaan ini mendorong berdirinya Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Putri Indonesia (PPI) dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM). 

Dalam keadaan genting ini PRI berhasil mengadakan kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. dalam kongres ini PRI memutuskan menerima sebuah konsepsi dimana mereka memberikan kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali kepanduan yang pernah dibentuk. Dari konsepsi ini keluar surat keputusan Menteri PP dan K No. 2344/Kab 6 September 1951 yang menyatakan bahwa PRI bukan lagi satu-satunya kepanduan di Indonesia. Maka mulailah kepanduan berkembang kembali.

Sepuluh hari setelah surat keputusan itu keluar wakil-wakil organisasi kepanduan berkumpul mengadakan konferensi di Jakarta. Aneh juga memang namun tidak menjadi aneh kalau kita tahu bahwa masa itu hasrat persatuan dan persaudaraan demikian besar di Indonesia. Dalam konferensi yang dilaksanakan tanggal 16 September 1951 tersebut berdirilah Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagia sebuah faderasi. Kemudian tahun 1953 IPINDO berhasil mejadi anggota kepanduan sedunia. IPINDO merupakan faderasi persatuan pandu putra dan untu putrid disatukan dalam wadah PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia).

Ipindo berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional pertama di Ragunan Pasar Minggu tanggal 10-20 Agustus 1955 sekaligus sebagai perayaan proklamasi kemerdekaan. Sedangkan PKPI menyelenggarakan perkemahan besar puteri di Ciputat dengn nama “Desa Semanggi” tahun 1959 bersamaan dengan pengiriman kontingan IPINDO ke Jambore Dunia untuk pertama kali di MT Makiling Filipina.

Untuk menjamin kemurnian dan keberlangsungan kepanduan maka Ipindo menyelenggarakan seminar di Tugu, Bogor bulan January 1957. dari seminar ini dihasilakn sebuah rumusan yang diharapakan bisa menjadi acuan kegiatan kepanduan diseluruh Indonesia. Kemudian Pemerintah RI dalam hal ini Departemen PP dan K (kini Diknas) mengadakan seminar juga di Ciloto, Bogor dengan topic “Penasionalan Kepanduan” dengan harapan kepanduan bisa menjadi sebuah organisasi nasional yang seiring dengan pembangunan bangsa.

II. Lahirnya Gerakan Pramuka

a. Latar belakang

Latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka adalah dikumpulkannya tokoh-tokoh kepanduan Indonesia oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. dalam pertemuan malam jum’at tersebut Presiden mengatakan “kepanduan harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diubah dan seluruh organisasi kepanduan harus dilebur menjadi satu dalam wadah Gerakan Pramuka” hal ini penting demi menjamin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang baru merdeka.

Melalui surat keputusan Presiden no.112 tanggal 5 April 1961 diputuskan panitia pembantu pelaksana pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan yang terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Menteri P dan K Prof Prijono, Menteri Pertanian Dr. A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi,koperasi dan pembangunan masyarakat desa, Achmadi.

Selanjutnya tanggal 11 April 1961 keluarlah keputusan Presiden RI no. 121/61 tentang panitia Pembentukan Gerakan Pramuka dengan anggota terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof Prijono, Dr.A.Azis saleh Achmadi dan Meneteri Sosial Mulyadi Djojo Martono. Panitia inilah yang menyusun Anggaran dasar Gerakan Pramuka sebagai lampiran dari keppres RI Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961.


b. Hari lahirnya Gerakan Pramuka

Rangkaian peristiwa kelahiran Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut :

1. Hari Tunas Gerakan Pramuka, ditandai dengan Pidato Presiden dihadapan para tokoh dan pemimpin yang mewakili Organisasi kepanduan tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara
2. Hari Permulaan tahun Kerja, ditandai dengan Diterbitkannya Kepres nomor 238/61 tanggal 20 Mei 1961 bersamaan dengan hari kebangkitan Nasional. Kepres tersebut menyatakan bahwa Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi Kepanduan di Indonesia sekaligus mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai pedoman dari kegiatan Pramuka
3. Hari IkrarGerakan Pramuka, ditandai dengan pernyataan keikhlasan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia untuk melebur kedalam satu organisasi yaitu Gerakan Pramuka. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 juli 1961 di Istana Olah raga Sebayan, Jakarta.
4. Hari Pramuka, ditandai dengan Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara. Dalam acara pelantikan tanggal 14 Agustus 1961 itu presiden menganugrahkan panji panji-panji Pramuka (Lambang pramuka tunas Kelapa dicetuskan oleh R Soenarjo Admodipurwo). Pramuka pada tanggal tersebut diperkenalkan diseluruh Indonesia. Hingga setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai hari Pramuka.

0 komentar :

Kasih komentar disini ya, jangan ngirim yang spam oke.. :)
Terima Kasih..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Template by Clairvo